Darisejarah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin ini, dapat dilihat proses perkembangan Islam setelah wafatnya Rasulullah. Mulai dari Abu Bakar yang meletakan pondasi pemerintahan, Khalifah Umar melanjutkanya dengan membentuk negara modern yang mengantarkan Daulah Islamiyah mencapai masa keemasan. Awal masa kepemimpinan Usman Daulah Islamiyah masih
KhulafaurRasyidin ini merupakan contoh teladan yang baik yang dapat diterapkan diberbagai zaman, dan juga dapat dipadu padankan sesuai dengan perkembangan zaman yang berlaku. Kegiatan penyuluhan Meneladani Gaya Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin bagi Mahasiswa di Era 4.0 bertujuan untuk meningkatakan dan menumbuhkan rasa kepemimpinan pada
D Karakteristik Kepemimpinan Khulafa' Ar-Rasyidun Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat sahabat Nabi Muhammad , mempunyai karakter yang berbeda-beda berikut uraian secara singkatnya mengenai karakter kepemimpinan mereka. 1.Karakter Abu Bakar Ash-Shiddiq Kholifah Abi Bakar as Shidiq mempunyai karakter yang lemah lembut dan tegas.
Pemimimpinyang saleh dan bijaksana hingga kerap disebut sebagai khulafaur rasyidin kelima. Dialah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. 'Umar bin Abdul Aziz lahir saat kekhalifahan dalam kepemimpinan Bani Sufyani, cabang Bani Umayyah yang merupakan keturunan Abu Sufyan bin Harb. 'Umar bin 'Abdul 'Aziz memiliki gaya hidup yang mewah
Jfoe. - Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu khalifah Dinasti Umayyah yang berkuasa dari 717 hingga 720 Masehi. Meski hanya memimpin selama kurang dari 3 tahun, gaya kepemimpinan, keteladanan, prestasi, dan jasa Umar bin Abdul Aziz membuatnya disebut sebagai khulafaur rasyidin Singkat Khalifah Umar bin Abdul Aziz Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada 2 November 682 26 Safar 63H. Sang ayah, Abdul Aziz, berasal dari klan Umayyah, dan masih terikat hubungan keluarga dengan khalifah ketiga, Utsman bin Affan. Sementara itu, sang ibu Ummu Ashim Laila binti Ashim, adalah cucu Umar bin Umar bin Abdul Aziz, Marwan bin al-Hakam adalah khalifah keempat dalam Dinasti Umayyah. Ketika Marwan mangkat pada 12 April 685, penggantinya adalah putra pertama, Abdul Malik bin Marwan. Sementara itu, ayah Umar, Abdul Aziz bin Marwan, tetap menjabat sebagai gubernur Mesir, jabatan yang diembannya selama 20 untuk posisi khalifah terjadi antara dua bersaudara, Abdul Malik dan Abdul Aziz. Namun, Abdul Aziz meninggal lebih dahulu pada 705 Masehi. Abdul Malik lantas menyerahkan jabatan khalifah itu kepada putranya sendiri, al-Walid. Dari al-Walid inilah Umar bin Abdul Aziz mendapatkan posisi baru, sebagai Gubernur Umar bin Abdul Aziz di Madinah diharapkan khalifah baru sebagai jembatan untuk meredakan ketegangan antara penduduk wilayah tersebut dengan klan Umayyah. Hal itu berbuah, dengan pendekatan Umar bin Abdul Aziz yang lembut. ia membentuk dewan syura yang bertugas bersama dirinya menggerakkan pemerintahan provinsi bin Abdul Aziz dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Madinah atas saran Al-Hajjaj bin Yusuf, yang sudah lama menjadi tangan khalifah Dinasti Umayyah. Namun, khalifah al-Walid tetap dekat dengan Umar. Kala al-Walid meninggal, dan posisinya digantikan sang adik, Sulaiman bin Abdul Malik, posisi Umar di istana semakin penting sebagai penasihat utama Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah terjadi setelah proses panjang. Awalnya, Sulaiman bin Abdul Malik ingin putra pertamanya , Ayyub, yang menggantikan dirinya. Namun, Ayyub meninggal pada awal 717 Masehi. Sementara itu, putra lain Sulaiman, Dawud sedang berperang di Konstantinopel. Pilihan kemudian jatuh kepada Umar bin Abdul Aziz, dengan putra mahkota Yazid bin Abdul Malik, adik Sulaiman. Banyak yang terkejut dengan penunjukan Umar bin Abdul Aziz, termasuk dirinya sendiri. Dalam Ngaji Filsafat Edisi 210 Seri The Philosopher King Umar bin Abdul Aziz, dikisahkan oleh Fahruddin Faiz, pembaiatan Umar bin Abdul Aziz dilakukan pada 719 Masehi/99H. Penasihat kerajaan yang lain, Raja' bin Haiwah, menyampaikan wasiat Sulaiman bin Abdul Malik yang selama ini dirahasiakan."Saat itu umat Islam menunggu di masjid pengumuman siapa khalifah berikutnya. Begitu diumumkan penerusnya adalah Umar bin Abdul Aziz, semua senang kecuali Umar sendiri. "Umar naik mimbar lantas berkata, 'Wahai manusia, Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun. Sesungguhnya jabatan ini diberikan tanpa bermusyawarah terlebih dahulu dan saya tidak pernah memintanya," terang Fahruddin bin Abdul Aziz meminta rakyat untuk memilih khalifah terbaik versi mereka. Namun, kecakapan dan keadilan Umar bin Abzul Aziz membuat umat Islam yang ada di masjid menolak untuk mencabut baiat. Umar kemudian duduk dan menangis, "alangkah besarnya ujian Allah kepadaku." Gaya Kepemimpinan dan Keteladanan Umar bin Abdul Aziz Umar bin Abdul Aziz memiliki berbagai karakter yang membuatnya layak menjadi pimpinan pilihan. Ia orang yang wara', sederhana, egaliter, tawadhu, telaten dan sabar, adil, dan yang terpenting pembela kaum satu kisah keteladanan Umar bin Abdul Aziz tercantum dalam Biografi Khalifah Rasulullah Khulafaur Rasul karya Khalid Muhammad Khalid 2013666. Suatu ketika ada gubernur yang melayangkan surat kepada Umar untuk meminta tambahan pena dan surat balasan, Umar bin Abdul Aziz menjawab, "begitu suratku ini tiba, runcingkan pena, satukan tulisan, dan tulislah berbagai keperluan sebanyak-banyaknya dalam satu kertas. Kaum muslimin tidak membutuhkan kata-kata lebih yang membahayakan Baitul Mal mereka".Salah satu warisan penting dari Umar bin Abdul Aziz adalah upayanya menyudahi konflik antara Bani Hasyim-Bani Umayyah. Umar menyebutkan, "Allah menjaga tanganku dari peristiwa itu. Tetapi apakah aku tidak boleh membersihkannya dengan lidahku?".Sejak zaman Umar bin Abdul Aziz pula, caci maki kepada Ali bin Abi Thalib dihentikan. Sebelum era kekhalifahan Umar, setiap kali khotbah Jumat, diakhiri dengan memaki-maki Ali, terkait rivalitas Bani Umayyah dan Bani Hasyim, dan sejarah panjang yang melibatkan pendiri Dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan, juga sang putra Yazid bin Umar bin Abdul Aziz, budaya caci maki yang demikian sudah saatnya dihentikan. Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang dijamin masuk surga, pemimpin yang dicintai Allah, salah satu orang terkasih Rasul-Nya. Jadi tradisi ini harus yang kemudian menjadi awal pijakan setiap kali khotbah Jumat dibacakan Surah an-Nahl90. اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ InnAllaaha ya'muru bil’adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii-lqurbaa wayanhaa ani-lfahsyaa-i waalmunkari waalbaghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruunaSesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang melakukan perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. - Sosial Budaya Penulis Fitra FirdausEditor Addi M Idhom
Membahas tentang sejarah kejayaan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw pada masa awal tidak bisa lepas dari salah satu perjuangan para pemimpinan Islam di era setelahnya, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini merupakan masa paling cemerlang dalam sejarah kaum muslimin setelah masa Rasulullah. Para khulafaur rasyidin merupakan pemegang estafet kepemimpinan Islam untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah. Oleh karena itu, tidak etis jika membahas masa keemasan Islam di masa awal namun tidak menyinggung pimpinan kaum muslimin pada masa itu. Adapun tokoh-tokoh pimpinan kaum muslimin yang memiliki gelar Khulafaur Rasyidin adalah, Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, dan Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya, Sullam al-Munajah Syarah Safinatis Shalat. Para khulafaur rasyidin menjadi pimpinan-pimpinan yang sangat adil, dan bijaksana, sebagaimana sosok yang menjadi teladan bagi mereka, yaitu Rasulullah. Mereka mewakili nabi dalam mewujudkan keadilan, menyebarluaskan kebajikan dan kasih sayang, serta ucapan dan perbuatannya tidak pernah menyimpang dari ajaran suci yang dibawa olehnya. Era itulah yang menjadi parameter dalam mengukur sejauh mana lurusnya penguasa setelah Rasulullah. Nah, dalam hal ini, penulis akan menjelaskan biografi masa kepemimpinan khulafaur rasyidin setelah Rasulullah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten wafat 1316 H dalam kitab Sullam al-Munajah Syarah Safinatis Shalat, cetakan Darul Kutub al-Wasathiyah, halaman 5-6, sebagai berikut Abu Bakar As-Shiddiq Setelah Rasulullah wafat, sahabat Abu Bakar yang sekaligus mertuanya ditunjuk oleh para sahabat sebagai penggantinya untuk memegang kendali umat Islam, sekaligus melanjutkan estafet kepemimpinan menantunya itu. Ia merupakan khulafaur rasyidin pertama yang menjadi pimpinan umat Islam setelah Rasulullah. Sosok yang santun, adil, penyayang, dan bijaksana dalam dirinya, merupakan representasi dari apa yang ia lihat dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. Oleh karena itu, para sahabat sepakat untuk menunjuknya sebagai pimpinan umat Islam saat itu. Menurut Syekh Nawawi Banten, Abu Bakar menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah. Saat itu, ia tidak hanya memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Islam, namun juga memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan kaum muslimin yang sudah keluar dari ajaran Islam murtad pasca-meninggalnya Rasulullah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun setengah. Ia wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah. Adapun penyebab wafatnya, sebagaimana disebutkan oleh Syekh Nawawi, yaitu disebabkan sedih yang terus menerus karena ditinggal oleh Rasulullah. Umar bin Khattab Setelah sahabat Abu Bakar wafat, Sayyidina Umar merupakan satu-satunya sahabat yang dipilih untuk melanjutkan perjuangan sahabat dekatnya itu. Sikapnya yang tegas dalam berdakwah, dan bijaksana dalam menyebarkan ajaran Islam menjadi salah satu alasan di balik terpilihnya Umar untuk menjadi pimpinan kaum muslimin. Umar bin Khattab merupakan khulafaur rasyidin kedua setelah sahabat Abu Bakar. Ia menjadi pimpinan umat Islam selama sepuluh bulan dan lima hari. Dalam catatan sejarahnya, ia mampu menyebarkan ajaran Islam dengan sangat luas sekalipun dengan tempo yang sangat singkat selama menjadi pemimpin. Sayyidina Umar wafat di usia 63 tahun, sebagaimana usia sahabat Abu Bakar. Ia meninggalkan umat Islam pada hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah, setelah dibunuh oleh Abu Lu’luk al-Mughirah Fairuz, saat sedang melakukan shalat Subuh, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah dan Abu Bakar. Utsman bin Affan Sayyidina Utsman bin Affan merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Ia memimpin kaum muslimin dengan tempo yang tidak sedikit, yaitu selama dua belas tahun kurang dua belas hari. Selama menjadi pemimpin umat Islam, ia telah berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Terbukti, pada masa kepemimpinannya itu, ia telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir. Tepat di masa keemasan pimpinannya itu, Utsman bin Affan pergi meninggalkan umat Islam di usia 88 tahun. Ia wafat karena dibunuh oleh penduduk Mesir dan orang-orang Khawarij setelah melaksanakan shalat Ashar, tepat pada hari Rabu tanggal 18 Dzulhijjah, kemudian dimakamkan di Makbarah Baqi’ di Madinah. Ali bin Abi Thalib “Saya Rasulullah adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah pintunya ilmu.” Demikian salah satu hadits populer perihal kelebihan Sayyidina Ali dari sahabat yang lainnya. Ia menjadi sahabat pertama yang masuk Islam dari kalangan anak kecil, sekaligus menjadi suami dari putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib merupakan khulafaur rasyidin keempat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Ia dipercaya untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dan para pimpinan Islam sebelumnya. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil menyebarkan ajaran Islam melebihi jangkauan khulafaur rasyidin sebelumnya. Selama bertugas, ia tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, namun menyejahterakan rakyatnya, berlaku sangat adil dan bijaksana, sebagaimana pimpinan-pimpinan sebelumnya. Namun, dalam masa kepemimpinannya tersebut dikenal dengan istilah masa tersulit jika dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Sebab, pada masa itu terjadi perang saudara antara umat Islam pasca wafatnya Sayyidina Utsman. Kendati demikian, ia tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam mengatasi semua itu. Tepat di masa kepemimpinannya yang sudah mencapai 5 tahun, ia meninggalkan umat Islam setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam di usia 65 tahun. Pembunuhan tersebut terjadi malam Jumat 17 Ramadhan tahun 40 H, kemudian dimakamkan di Kufah. Hasan bin Ali Setelah ayahnya, Sayyidina Ali wafat karena dibunuh, Sayyidina Hasan sebagai anaknya mengambil alih kepemimpinannya. Ia melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam, dengan mengambil alih estafet kepemimpinannya di Kufah. Di masa kepemimpinan Sayyidina Hasan, system yang ia terapkan tidak jauh beda dengan apa yang diterapkan oleh ayahnya. Hanya saja, ia menjadi pimpinan umat Islam dengan tempo yang tidak terlalu lama, yaitu 6 bulan kurang satu hari. Kendati waktu yang singkat, ia berhasil dalam mengemban amanah beratnya itu. Ia merupakan sosok yang sangat tegas dan bijaksana. Keadaan politik yang memanas saat itu berhasil ia kendalikan dengan baik. Syekh Nawawi mengatakan bahwa pada bulan Muharram ia jatuh sakit, kemudian beberapa hari setelah itu, tepatnya di pertengahan bulan Muharram ia wafat, kemudian dimakamkan di Baqi’, Madinah. Umar bin Abdul Aziz Salah satu pimpinan yang masuk dalam daftar khulafaur rasyidin menurut sebagian ulama adalah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Ia merupakan sosok pemimpin yang sangat amanah dan jujur dengan apa yang menjadi kewajibannya. Khalifah Abdul Aziz menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun dan lima bulan. Kemudian ia sakit dan wafat pada bulan Rajab tanggal 21. Ia wafat di usianya yang masih muda, yaitu 3 tahun lebih enam bulan, kemudian dimakamkan di Damaskus. Demikian biografi singkat khulafaur rasyidin dan masa kepemimpinannya dalam memperjuangkan ajaran Islam. Semoga bermanfaat. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan, Kokop, Bangkalan, Jawa Timur.
Khulafaur Rasyidin – Khulafaur Rasyidin berasal dari kata khulafa dan ar-rasyidin. Kata khulafa merupakan bentuk jamak dari kata khalifah, yang berarti pengganti. Adapun kata ar-rasyidin berarti petunjuk. Khulafaur Rasyidin terdiri atas 4 sahabat utama Nabi Muhammad saw yaitu Abu Bakar as-shiddiq, Usman bin Affan, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib. Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai Pengertian, Gaya Kepemimpinan, dan Riwayat Hidup / Biografi Khulafaur Rasyidin bisa kalian pembahasan nya di bawah ini. Khulafaur Rasyidin Setelah Nabi Muhammad saw wafat, orang-orang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin umat Islam adalah Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin berasal dari kata khulafa dan ar-rasyidin. Kata khulafa merupakan bentuk jamak dari kata khalifah, yang berarti pengganti. Adapun kata ar-rasyidin berarti petunjuk. Dengan demikian, Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk. Khulafaur Rasyidin terdiri atas empat sahabat utama Rasulullah saw, yaitu Abu Bakar as-shiddiq, Usman bin Affan, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib. Pemerintahan khulafaur Rasyidin berlangsung selama kurang lebih 30 tahun 11 – 42 H. Dalam masa pemerintahan tersebut , banyak prestasi yang dicapai oleh khulafaur rasyidin bagi kemajuan Islam, di antara nya perluasan wilayah Islam, penataan sistem pemerintahan, dan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Khulafaur Rasyidin menjadikan Al-Qur’an dan hadist sebagai pedomannya dalam memimpin. Setiap kebijakan yang di ambil selalu sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadist Rasulullah saw. Baca Juga Pengertian Al-Quran Gaya Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Khulafaur Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad saw mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Berikut ini gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. 1. Gaya Kepemimpinan Abu Bakar as-Shiddiq Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam kondisi negara yang kacau, pemimpin yang memiliki karakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Siddiq sangat di perlukan. Dengan kelemah lembutannya, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq dapat menyadarkan orang -orang yang terbujuk membuat makar. Sementara itu, orang-orang yang menentang pemerintahan Islam dihadapi dengan tegas. 2. Gaya Kepemimpinan Umar bin Khattab Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti khalifah Umar bin Khattab, yaitu cerdas, tegas, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang Islami. 3. Gaya Kepemimpinan Usman bin Affan Situasi pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah dicapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani. 4. Gaya Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Pada masa peralihan kekuasaan dari khalifah Usman bin Affan kepada khalifah Ali bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi. Dalam keadaan negara yang seperti itu, pemimpin yang berkarakter tegas dan mengutamakan kebenaran memang sangat diperlukan. Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tegas. Ketegasan Ali bin Abi Talib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khatab. Boigarfi Khulafaur Rasyidin Khulafaur Rasyidin Biografi Khalifah Abu Bakar as-Siddiq Abu Bakar as-Siddiq mempunyai nama lengkap Abu Bakar Abdullah bin Quhafah bin Ustman bin Amr nin Masud bin Taim bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr at-Taimi al-Quraisy. Berarti silsilahnya dengan Nabi saw bertemu pada Murrah bin Ka’ab. Dilahirkan pada tahun 573 M atau dua tahun setelah kelahiran Nabi saw. Beliau dilahirkan di lingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Abu Bakar as-Siddiq merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan dewasa, ketika Islam mulai di dakwahkan. Baginya tidaklah sulit mempercayai ajaran yang di bawa Nabi Muhammad saw, dikarenakan sejak kecil ia telah mengenal keagungan dan keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw. Dia termasuk orang yang terpercaya serta pembantu yang setia. Sebelum memeluk agama Islam, ia dikenal dengan nama Abdul Ka’ab. Setelah memeluk Islam, Nabi Muhammad memberi gelar as-Siddiq, artinya orang yang terpercaya. Setelah masuk Islam, Abu Bakar tidak segan untuk mengorbankan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Ketika terjadi Isra’ Mikraj sebagian besar kaum Quraisy dan para pemukanya menyatakan kebohongan belaka. Namun tidak dengan Abu Bakar, dia tampil ke muka dan membenarkan dengan yakin dan pasti. Oleh karena itu, ia mendapat gelar as-Siddiq yakni dikenal sampai saat ini dengan nama Abu Bakar as-Siddiq. Biografi Khalifah Umar bin Khattab Pada periode mekah, Umar bin Khattab merupakan musuh utama umat Islam. Saat itu ada dua Umar yang terkenal di mekah, yaitu Umar bin Khattab dan Umar bin Hisyam Abu Jahal. Keduanya merupakan tokoh yang memusuhi umat Islam dan ahli perang. Rasulullah saw memohon kepada Allah agar mengislamkan dari salah satu dari Umar tersebut. Permohonan Rasulullah saw di kabulkan dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab. Sejak saat itu, Rasulullah saw dan kaum muslimin semakin berani dalam mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Umar bin Khattab adalah orang yang sangat cerdas dan tegas dalam membedakan kebenaran dan kebatilan. Karena ketegasannya tersebut, Rasulullah saw memberi gelar al-Faruq, yang artinya pemisah atau pembeda. Allah swt telah membedakan yang hak dan yang bathil dalam dirinya. Selain itu ia juga sangat piawai dalam bidang politik. Kepiawaian Umar bin Khattab dalam bidang politik di awali ketika beliau berhasil menyatukan kaum muhajirin dan kaum Ansar pada saat pemilihan Khalifah yang pertama. Biografi Khalifah Usman bin Affan Sebelum wafat, Khalifah Umar bin Khattab membentuk dewan yang akan mencari penggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi tingkatannya. Keenam anggota dewan itu adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Tahlan bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqas. Dewan tersebut bertugas memilih salah seorang dari mereka untuk menjadi khalifah. Ketua dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf. Setelah di musyawarahkan di rumah Abdurrahman bin Auf, akhirnya masyoritas suara memilih Usman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab. Usman bin Affan dilantik menjadi khalifah pada hari ketiga setelah wafatnya Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah, Usman tekah berusia 70 tahun. Usman bin Affan di lahirkan di mekah pada tahun 576 M, 6 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Panggilan Usman bin Affan adalah Abu Abdullah, Abu Laila, Abu Amar, atau lebih dikenal dengan sebutan Dzun Nurain, artinya yang memiliki dua cahaya. Karena Nabi Muhammad saw mengawinkan nya dengan dua orang putrinya, yang pertama Ruqayyah, setelah Ruqayyah meninggal Nabi saw menikahinya dengan Umi Kulsum. Usman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama kali masuk Islam dari golongan Bani Umayyah. Ia masuk Islam setelah Ali bin Abi Talib dab Zaid bin Harisah atas ajakan Abu Bakar as-Siddiq. Beliau menjadi Khalifah selama 12 tahun. Biografi Khalifah Ali bin Abi Talib Selama beberapa waktu setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, kota Madinah di kuasai kaum pemberontak yang dipimpin oleh Al-Ghafiqi Ibnu Harbes dan kawan-kawannya. Sebab, kota Madinah tidak mempunyai pemimpin sebagai pengganti Khalifah Usman bin Affan. Penduduk Madinah di dukung oleh ketiga pasukan yang datang dari Mesir, Basrah, dan Kuffah kemudian memilih Ali bin Abi Talib untuk menjadi Khalifah. Ali bin Abi Talib dibai’at setelah ia menolaknya, akan tetapi mereka tetap berkeyakinan bahwa di saat itu tidak ada yang lebih pantas untuk menjadi khalifah selain Ali bin Abi Talib. Memang pada saat itu, sepeninggal Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Usman bin Affan yang lebih pantas untuk memimpin umat Islam hanyalah Ali bin Abi Talib. Situasi umat Islam pada masa Khalifah Ali bin Abi Talib sudah jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Umat Islam pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab masih bersatu. Di samping itu, kehidupan masyrakat Islam masih sederhana, belum banyak terpengaruh oleh kemewahan, kekayaan, dan kedudukan. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, keadaan mulai berubah dan perjuangan pun sudah terpengaruh oleh hal-hal keduniawian. Oleh sebab itu umat Islam mulai mengalami perpecahan. Pemerintahan Ali bin Abi Talib tidak memberikan banyak perubahan bagi kemajuan umat Islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun dalam bidang kebudayaan dan peradaban. Masa pemerintahannya selama 5 tahun banyak dipakai untuk mengamankan daerah dan menupas para pemberontak yang cukup banyak dan berpengaruh di masyarakat. Dalam situasi seperti ini, masih berat bagi Khalifah Ali bin Abi Talib untuk memperluas Islam, maupun untuk memajukan kebudayaan dan peradaban Islam. ___________________________________ Itulah penjelasan kami mengenai penjelasan tentang Pengertian Khulafaur Rasyidin Lengkap. Kalian juga bisa membaca artikel kami yang lain di bawah ini. Terima kasih telah berkunjung. Artikel Lainnya Arti TabarakallahArti Man Jadda WajadaArti BiidznillahArti Fii Amanillah